ANALISIS CERPEN "BALIKUI" KARYA PUTU WIJAYA
ANALISIS CERPEN BALIKUI
KARYA PUTU WIJAYA
Oleh:
Rumi Mayasaroh (1888201043)
S1 Pendidikan Bahasa Indonesia Fakultas Ilmu Pendidikan dan Sosial Universitas Nahdlatul Ulama Blitar
Judul Cerpen : “ BALIKUI
“Pengarang : Putu Wijaya
1. Pendahuluan
Wayan merupakan mahasiswa dari Bali yang menempuh pendidikan di Hunter College, New York. Saat itu Claudia guru teater Asian menyuruhnya untuk menceritakan tentang Bali. Wayan bisa menceritakan bali namun, jika menceritakan Bali dalam bahasa inggris dan didepan orang banyak dia akan mati kutu. Dua minggu lebih dia belajar untuk bercerita tentang bali dalam bahasa inggris, dengan berusaha keras dia belajar berbicara didapan umum. Hari itu tiba dia sudah siap untuk menceritakan semua tentang Bali. Saat sudah berdiri di depan 600 mahasiswa dari segala penjuru dunia dia menjadi gerogi. Padahal dia akan menceritakan sedikit tentangnya selama seperempat jam lalu dia akan menampilkan video tari Ramayana dan tari Kecak, lalu dia akan sedikit menampilkan sedikit gerakan dari tarian itu. Namun, semua yang ia rencanakan gagal saat sudah berdiri didepan banyak mahasiswa. Dia berkata “saya minta maaf karena bahasa inggris saya, bahasa hancur lebur. Tetapi barangkali karena itu saya terpilih berbicara didepan anda semua. Karena paling tidak saya bisa menjadi tontonan konyol.” Semua mahasiswa tertawa padahal dia tidak sedang membuat lelucon. Dia terus berbicara menunjukan bahwa dia orang Bali dan sudah dikutuk jadi orang Bali jadi seberapa keras dia mencoba menjadi orang Amerika dia tidak akan bisa. Sudah berpenampilan seperti orang Amerika, makan bugger king dan mencoba berbahasa orang Amerika, namun tetap dia adalah orang Bali.
2. Inti
Unsur Intrinsik
a. Tema : Kebudayaan sebagai identitas bangsa
b. Sudut pandang : Sudut pandang yang digunakan dalam cerpen “Balikui” yaitu sudut pandang orang ketiga (dia) sebagai pelaku utama.Terdapat pada kalimat:“Claudia Orenstein, pengajar teater Asia di perguruan tinggi negeri itu, meminta Wayan tampil sekitar satu jam. "Boleh ngapain saja. Menari, menyanyi, menjelaskan sesuatu, membaca cerpen, yah apa sajalah, asal Bali," kata Claudia. Wayan jadi ngeper. Pertama bahasa Inggrisnya berantakan.”“Membaca ia bolehlah, tetapi berbicara di depan orang-orang yang berbahasa Inggris, ia bisa mati kutu. Di samping itu, apa yang mesti diceritakannya tentang Bali.”
b. Sudut pandang : Sudut pandang yang digunakan dalam cerpen “Balikui” yaitu sudut pandang orang ketiga (dia) sebagai pelaku utama.Terdapat pada kalimat:“Claudia Orenstein, pengajar teater Asia di perguruan tinggi negeri itu, meminta Wayan tampil sekitar satu jam. "Boleh ngapain saja. Menari, menyanyi, menjelaskan sesuatu, membaca cerpen, yah apa sajalah, asal Bali," kata Claudia. Wayan jadi ngeper. Pertama bahasa Inggrisnya berantakan.”“Membaca ia bolehlah, tetapi berbicara di depan orang-orang yang berbahasa Inggris, ia bisa mati kutu. Di samping itu, apa yang mesti diceritakannya tentang Bali.”
c. Tokoh dan Penokohan
- Tokoh Utama “ Dia “
Alasan : Karena tokoh “Dia atau Wayan“ yang menceritakan tentang kehidupan dan budaya Bali, dan menceritakan bahwa lahir dari negara manapun merupakan takdir.
- Penokohan
*Tokoh Dia
-Lugu
-Polos
-Pemalu
* Claudia
-Profesional
-Baik hati
-Tepat waktu
d. Alur/ plot cerita :
Alur/ Plot yang terdapat pada cerita “ Balikui “ menggunakan alur campuran atau maju mundur, karena cerita ini memang menceritakan bagaimana ia akan menceritakan tentang Bali kepada tiga ratus mahasiswa di Hunter College dan menceritakan pertama kalinya ia di Amerika.
e. Setting/ Latar cerita :
Setting/ Latar cerita adalah tempat atau waktu terjadinya cerita. Setting/ Latar dibagi menjadi 3: a) Setting Waktu Malam,
Tedapat pada kalimat “Beberapa malam Wayan nyap-nyap. Ia mencoba membongkar-bongkar slide yangd ibawanya. Itu bisa mengisi waktu sekitar seperempat jam. Kemudian mungkin ia akan memutar video pertunjukan sendratari Ramayana, kecak dance atau legong keraton.”
b) Setting Tempat,
di Hunter College, New York
c) Setting Suasana
Ø Riuh Lucu, terdapat dalam kalimat “Saya minta maaf karena bahasa Inggris saya, bahasa hancur lebur. Tetapi barangkali karena itu saya terpilih berbicara di depan Anda semua. Karena paling tidak saya bisa menjadi tontonan konyol,”
Ø Menegangkan, terdapat pada kalimat “Apalagi saya sekarang mencoba bicara dalam bahasa Inggris yang membuat saya sudah stres selama satu minggu. Tapi saya kok jadi tambah Balikui rasanya. Lucu kan?" Wayan tertawa, menyangka apa yang dikatakannya lucu. Tapi tak ada mahasiswa yang ikut tertawa. Wayan jadi berkeringat.”
f. Amanat atau Pesan Moral
Cerita fiksi menawarkan pesan moral yang berhubungan dengan sifat-sifat leluhur kemanusiaan, memperjuangkan hak dan martabat manusia. Melalui cerita, sikap, dan tingkah laku tokoh-tokoh itulah pembaca diharapkan dapat mengambil hikmah dan pesan-pesan moral yang disampaikan atau diamanatkan.
Amanat yang terkandung dalam cerpen yang berjudul “Balikui“ adalah bahwa kita sebagai bangsa negara Indonesia akan mencerminkan budaya yang ada diIndonesia, dimanapun kita berada. Identitas sangat penting, karena dengan identitas kita mampu melindungi kita, memberikan bukti yang nyata bahwa seseorang itu tidak teroris atau penjahat lainnya. Amanah merupakan kepercayaan yang harus dijalankan, maka dari itu kita harus pandai mengemban amanah. Dengan usaha semaksimal mungkin, meski terkadang hasil tak sesuai apa yang diharapkan. Berusaha tanpa menyerah.
g. Bahasa Pengarang
Penggunaan bahasa yang digunakan oleh pengarang dalam cerita pendek “Balikui“ menggunakan bahasa Komunikatif, lugas dan sehinggamu dah dipahami oleh pembaca. Pembaca bisa menangkap isi dan maksud yang ditulis oleh pengarang karena bahasanya tidak berbeli-belit dan tidak sulit, sehingga pembaca mampu menangkap isi cerita yang disampaikan oleh pengarang.
3. Kesimpulan
Penulis menulis cerpen ini berdasarkan pengalaman penulis sejak menempuh pendidikan di Amerika Serikat. Dalam cerpen ini terdapat nilai sosial, nilai moral dan nilai budaya.
Nilai sosial merupakan nilai yang bisa dilihat dari interaksi tokoh-tokoh dalam cerita tersebut, dalam cerpen ini terdapat nilai sosial yang dibuktikan pada kalimat
“ Saya minta maaf karena bahasa inggris saya, bahasa hancur lebur. Tetapi barangkali karena itu saya terpilih berbicara di depan Anda semua. Karena paling tidak saya bisa menjadi tontonan konyol, “ kata wayan membuka kelas.
Wayan kembali berkeringat. “ orang bilang, orang Bali itu balikui,” lanjut Wayan, “artinya lugu,polos begitu. Dalam bahasa inggrisnya apa ya? Apa ya Claudia?” Claudia mengucapkan satu kata.
Nilai moral yang terdapat dalam cerpen ini menunjukkan tidak sopannya penonton yang menertawakan keluguan Wayan. Wayan menjadi gerogi yang semakin mengundang tertawanya penonton.
Sedangkan nilai budaya merupakan nilai yang berkaitan dengan kebiasaan, adat istiadat yang ada dalam sebuah masyarakat. Nilai budaya dalam cerpen ini dapat dilihat dalam kalimat
"Kemudian mungkin ia akan memutar video pertunjukan sendratari Ramayana, keca dance atau legong keraton. Selanjutnya ia dapat menunjukkan beberapa gerakan tari Bali."
Orang Bali yang harus banyak belajar dari orang Amerika. “ lihat saja dari kepala sampai ke kaki, saya sudah mencoba menjadi orang Amerika. Saya memakai celana jeans buatan Amerika. Sweater saya ini juga saya beli di loakan di sini. Dan tadi saya baru makan burger ing. Apalagi saya sekarang mencoba bicara dalam bahasa Inggris yang membuat saya sudah stres selama satu minggu. Tapi saya kok jadi tambah Balikui rasanya. Lucu kan?” Wayan tertawa, menyangka apa yang dikataannya lucu
4. Referensi
Djupriyanto, dkk. 1992. Apresiasi Bahasa dan Sastra Indonesia. Malang: Kendang Sari
Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
https://ayseqoriatul.blogspot.com/2017/07/analisis-cerpen-balikui-karya-putu.html?m=1